Tentang Dimensi yang ke-11



BAB-1
TEORI RELATIVITET

Untuk mendapatkan pengertian tentang Dimensi2 yang tak terlihat, harus diingat kembali :
(1) teori medan (field theory ),
(2) teori relativitet dan
(3) kecepatan cahaya didalam vakum (ruang hampa) = constant.

1. Teori Medan
Contoh : Medan listrik ( gaya tarik/tolak muatan listrik), Medan Magnetik, Medan Elektromagnetik, Medan Gravitasionil ( gaya tarik bumi terhadap benda dibumi dan diangkasa), Medan Sumber panas ( temperatur dititik yang dekat/jauh dari api )
Pada pokoknya, disekeliling suatu sumber, ada ruangan dimana sumber itu berpengaruh atas materi2 yang berada diruang itu. Berapa besar pengaruh sumber itu terhadap materi2 tersebut, harus ada perumusannya.
Field theory (teori medan), merumuskan secara matematika untuk mendapatkan seberapa besar pengaruh sumber terhadap materi2.

2. Relativitet
Sebelum men-jawab Apakah Teori Relativitet, kita harus mngetahui lebih dulu : apakah Relativitet ?
Contoh : dalam sebuah wagon kereta api, yang berjalan dengan kecepatan 100 km/jam, ada anjing berjalan searah dengan perjalanan kereta (kearah lokomotif). Penumpang dalam wagon itu melihat anjing bergerak dengan kecepatan 5 km/jam. Seorang pengawas diluar kereta api, akan melihat anjing itu bergerak dengan kecepatan 100 + 5 = 105 km/jam. ( Hukum penjumlahan kecepatan, dinamakan juga Hukum Relativitet ) Kecepatan gerak anjing itu relatif, bergantung pada kondisi2 pengawasan. Apakah pengawas itu didalam kereta, apakah dia diluar kereta. Tentu saja untuk seorang pengawas yang ada dalam sebuah pesawat jet supersonik, gerakan annjing itu tidak lagi 105 km/jam … kesimpulan : Didalam Ilmu Fisika, Relativitet memberi gambaran tentang sifat2 daripada penelitian suatu gejala alam. Semua hasil penelitian, tidaklah absolut, karena bergantung kepada kondisi2 penelitian, dimana gejala alam itu diawasi. Dengan pengertian relativitet ini, kita coba mempelajari secara ringkas, teori relativitet seperti tertera dibawah ini.

3. Kecepatan cahaya dalam ruang hampa.
Telah diteliti, dari pengukuran kecepatan cahaya yang dipancarkan oleh benda2 diruang angkasa, yang stationer atau yang bergerak, bahwa kecepatan cahaya selalu tetap, sama dengan bilangan konstan Einstein C ( ± 300 000 km/second ).

Sedikit Sejarah teori medan :
Dalam tahun 1860, Maxwell mengumumkan thesisnya dalam bidang Electrisitet dan Magnetism, munculnya teori medan yg pertama.
Dalam tahun 1867 Newton, merumuskan berat G dari sebuah massa m : G = m.g. Rumus ini adalah bentuk istimewa dari rumus gaya tarik universil antara 2 benda. Untuk benda2 univers pada umumnya, gaya tarik F antara 2 massa m1 dan m2 :

k = konstant fisik ( fungsi dari sistem satuan yang dipakai )
d = jarak antara m1 dan m2

Rumus gravitasionil Newton ini tidak ada hubungannya dengan Teori Gravitasi Einstein, salah satu dari aspek Teori Relativitet

Teori Relativitet.
Diawal abad ke-20, ada 2 postulat Ilmu Fisika yang bertentangan :

Kita tinjau dari dekat, apakah kontradiksi dari kedua postulat itu.
Misalkan : Sistem koordinat K1 dan K2, bergerak yg satu terhadap yg lain, dengan kecepatan V km/jam.
Observator-1 dalam K1 mengukur kecepatan cahaya, dari sumber cahaya disistem itu, mendapat hasil = C.
Observator-2 dalam sistem K2, mempelajari hasil penyelidikan Observator-1 dalam K1, dan dari deduksi menurut Hukum penjumlahan kecepatan, menyimpulkan, kecepatan cahaya = C + V, (seperti penjumlahan kecepatan dalam contoh anjing dalam kereta api)

Ini bertentangan dengan postulat no.2, yang mengatakan bahwa kecepatan cahaya harus konstant = C, untuk semua observator, baik disistem K1 maupun dalam sistem K2.


Dimanakah letak kesalahan ? Jika kecepatan cahaya tidak boleh lebih dari C, apakah postulat relativitet yang salah ?
Percobaan2 ( atas benda2 yang jauh lebih besar daripada atom dan molekul, sampai planet dan benda astronmi lainnya ) menunjukkan bahwa hukum relativitet benar.
Disamping itu, seperti yang diterangkan diatas, kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah constant.

Einstein lebih jauh menyimpulkan adanya bilangan constant C, selain kecepatan cahaya, dengan merumusan E=m.C2 ( E =energi, m=masa ) dimana C = konstant, sama dengan constant kecepatan cahaya.
Kalau begitu, bagaimana menerangkan kesalahan hukum relativitet, yang menilai kecepatan cahaya = C + V, karena Observator-1 disistem K1 bergerak dengan kecepatan V terhadap Observator-2 disistim K2?

Einstein mengutarakan pendapat :
Konsepsi kita tentang ruang dan waktu, harus dirubah.

Kita menganggap, waktu sebagai suatu besaran absolut. Satu detik didalam laboratorium sama dengan satu detik di kosmos atau digalaxi yang manapun. Kenyataan fisika di univers tidak demikian. Kita misalkan, seorang penyelidik berangkat dari bumi kita kearah galaxy X dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan cahaya. Setahun kemudian penyelidik itu kembali kebumi. Dia akan menemukan dibumi, waktu telah lalu bukan setahun ... tapi 50 tahun!

Jadi, waktu tidak absolut seperti anggapan kita sehari-hari. Waktu kita tidak sama dengan waktu sebutir partikel yang bergerak dengan kecepatan cahaya....

Demikian juga halnya dengan Ruang, tidak bersifat absolut, tapi relatif.

Bagi element2 yang bergerak dengan kecepatan besar seperti kecepatan electron dalam arus listrik, kecepatan propagasi cahaya (photon).

Dengan ukuran ruang dan waktu bagi peninjau2 dalam sistem K1 dan K2, kecepatan cahaya itu sama, meskipun sistem K1 bergerak dengan suatu kecepatan tertentu terhadap K2 ( V yang jauh lebih kecil daripada C ).




Dari praktek sehari2, kita melihat adanya gaya tarik bumi terhadap benda2 dipermukannya, dan terhadap benda2 dilangit, seperti bulan, meteorit2 dan satelit2 artifisiil yang diletakkan oleh kita.

Sekarang kita mengetahui juga, bahwa massa yang besar itu, selain mengadakan gaya tarik terhadap materi disekitarnya, juga merubah besaran ruang dan waktu.

Demikianlah pada dasarnya, teori relativitet itu mengubah pengertian kita tentang ruang dan waktu. Kebenaran teori ini, teruji dalam penyelidikan2 Fisika Macroskopik, dalam perhitungan2 yang diperlukan untuk mempelajari tingkah laku ( behavior ) benda2 angkasa, seperti bintang, planet, meteorit dll
Akan tetapi, dalam penyelidikan mikroskopik, teori relativitet tidak bisa menerangkan semua gejala dan behavior materi2 kecil, yang merupakan bagian2 dari atom, inti atom dsb.
Akan kita tinjau, dalam bagian2 yang akan menyusul, bahwa mengubah konsepsi kita tentang ruang dan waktu saja, belum cukup untuk merumuskan gejala2 mikroskopik yang sangat komplex.
Kita harus juga mengubah pengertian tentang dimensi.

____________________________________________________________________